1. Metode Pengukuran Baku Mutu di
Indonesia
Pada 2012 ini Pusarpedal Kementerian Lingkungan Hidup
kembali mengirimkan filter untuk pengukuran kualitas udara ambien dengan metode
passive sampler. Tahun ini adalah tahun kedua pelaksanaan kegiatan pemantauan
kualitas udara ambien dengan metode passive sampler yang dilaksanakan secara
nasional di 330 kota/kabupaten se Indonesia.
Filter pack telah diterima oleh UPTB Laboratorium pada 28 Agustus 2012 dan dilaksanakan pemaparan esok harinya tanggal 29 Agustus 2012. Pemaparan dilakukan selama 14 hari di 4 titik yang sudah ditentukan seperti tahun sebelumnya yaitu depan mushola Al Furqon Kantor Pemkab Tuban (mewakili kawasan perkantoran), halaman SMPN 1 Tuban (mewakili kawasan transportasi), Perumahan Puri Indah Latsari (mewakili permukiman), dan halaman Balai Desa Karanglo Kecamatan Kerek (mewakili kawasan industri). Masih sama dengan tahun sebelumnya, parameter yang diukur adalah SO2 dan NO2. Direncanakan akan dilakukan pengukuran sebanyak empat tahap sampai akhir tahun. Filter yang telah selesai dipaparkan kemudian dikirim kembali ke Pusarpedal untuk dilakukan analisis oleh laboratorium Pusarpedal.
Kegiatan ini penting dilaksanakan untuk mengetahui kualitas udara Indonesia saat ini. Diharapkan dari data yang dihasilkan akan dapat digunakan oleh pengambil kebijakan untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan hidup ke depan.
Berikut ini adalah hasil pengujian kualitas udara ambien dengan metode passive sampler pada tahun sebelumnya (2011) di Kabupaten Tuban yaitu
1. Perkantoran (depan mushola Al Furqon Pemkab Tuban)
SO2 = 1,18 ; NO2 = 26,2
2. Transportasi (halaman SMPN 1 Tuban)
SO2 = 2,09 ; NO2 = 39,42
3. Permukiman (Perumahan Puri Indah Latsari)
SO2 = 1,09 ; NO2 = 13,53
4. Industri (halaman balai desa Karanglo Kecamatan Kerek)
SO2 = 0,82 ; NO2 = 18,26
satuan untuk masing-masing parameter adalah ug/Nm3. Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2009, baku mutu kualitas udara untuk parameter SO2 adalah 262 ug/Nm3, sedangkan untuk parameter NO2 adalah 92,5 ug/Nm3. Jadi dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas udara untuk parameter SO2 dan NO2 di Kabupaten Tuban masih dibawah baku mutu, atau secara terbatas dapat dikatakan kualitas udaranya masih baik.
Filter pack telah diterima oleh UPTB Laboratorium pada 28 Agustus 2012 dan dilaksanakan pemaparan esok harinya tanggal 29 Agustus 2012. Pemaparan dilakukan selama 14 hari di 4 titik yang sudah ditentukan seperti tahun sebelumnya yaitu depan mushola Al Furqon Kantor Pemkab Tuban (mewakili kawasan perkantoran), halaman SMPN 1 Tuban (mewakili kawasan transportasi), Perumahan Puri Indah Latsari (mewakili permukiman), dan halaman Balai Desa Karanglo Kecamatan Kerek (mewakili kawasan industri). Masih sama dengan tahun sebelumnya, parameter yang diukur adalah SO2 dan NO2. Direncanakan akan dilakukan pengukuran sebanyak empat tahap sampai akhir tahun. Filter yang telah selesai dipaparkan kemudian dikirim kembali ke Pusarpedal untuk dilakukan analisis oleh laboratorium Pusarpedal.
Kegiatan ini penting dilaksanakan untuk mengetahui kualitas udara Indonesia saat ini. Diharapkan dari data yang dihasilkan akan dapat digunakan oleh pengambil kebijakan untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan hidup ke depan.
Berikut ini adalah hasil pengujian kualitas udara ambien dengan metode passive sampler pada tahun sebelumnya (2011) di Kabupaten Tuban yaitu
1. Perkantoran (depan mushola Al Furqon Pemkab Tuban)
SO2 = 1,18 ; NO2 = 26,2
2. Transportasi (halaman SMPN 1 Tuban)
SO2 = 2,09 ; NO2 = 39,42
3. Permukiman (Perumahan Puri Indah Latsari)
SO2 = 1,09 ; NO2 = 13,53
4. Industri (halaman balai desa Karanglo Kecamatan Kerek)
SO2 = 0,82 ; NO2 = 18,26
satuan untuk masing-masing parameter adalah ug/Nm3. Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2009, baku mutu kualitas udara untuk parameter SO2 adalah 262 ug/Nm3, sedangkan untuk parameter NO2 adalah 92,5 ug/Nm3. Jadi dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas udara untuk parameter SO2 dan NO2 di Kabupaten Tuban masih dibawah baku mutu, atau secara terbatas dapat dikatakan kualitas udaranya masih baik.
2. Baku Mutu Udara Ambien di Indonesia
Baku mutu udara ambient di
Indonesia ada dalam lampiran PP No.41 tahun 1999 sebagai berikut ini :
LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 41 TAHUN 1999
TANGGAL : 26 MEI 1999
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 41 TAHUN 1999
TANGGAL : 26 MEI 1999
BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL
No.
|
Parameter
|
Waktu Pengukuran
|
Baku Mutu
|
Metode Analisis
|
Peralatan
|
1
|
SO2
|
1
Jam
|
900
ug/Nm3
|
Pararosanilin
|
Spektrofotometer
|
(Sulfur
Dioksida)
|
24
Jam
|
365
ug/Nm3
|
|||
1
Thn
|
60
ug/Nm3
|
||||
2
|
CO
|
1
Jam
|
30.000
ug/Nm3
|
NDIR
|
NDIR
Analyzer
|
(Karbon
Monoksida)
|
24
Jam
|
10.000
ug/Nm3
|
|||
1
Thn
|
-
|
||||
3
|
NO2
|
1
Jam
|
400
ug/Nm3
|
Saltzman
|
Spektrofotometer
|
(Nitrogen
Dioksida)
|
24
Jam
|
150
ug/Nm3
|
|||
1
Thn
|
100
ug/Nm3
|
||||
4
|
O3
|
1
Jam
|
235
ug/Nm3
|
Chemiluminescent
|
Spektrofotometer
|
(Oksidan)
|
1
Thn
|
50
ug/Nm3
|
|||
5
|
HC
|
3
Jam
|
160
ug/Nm3
|
Flame
Ionization
|
Gas
|
(Hidro
Karbon)
|
Chromatogarfi
|
||||
6
|
PM10
|
24
Jam
|
150
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
– Vol
|
(Partikel
< 10 um )
|
|||||
PM2,5 (*)
|
24
Jam
|
65
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
– Vol
|
|
(Partikel
< 2,5 um )
|
1
Thn
|
15
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
– Vol
|
|
7
|
TSP
|
24
Jam
|
230
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
– Vol
|
(Debu)
|
1
Thn
|
90
ug/Nm3
|
|||
8
|
Pb
|
24
Jam
|
2
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
– Vol
|
(Timah
Hitam)
|
1
Thn
|
1
ug/Nm3
|
Ekstraktif
|
||
Pengabuan
|
AAS
|
||||
9.
|
Dustfall
|
30
hari
|
|||
(Debu
Jatuh )
|
10
Ton/km2/Bulan
(Pemukiman)
|
Gravimetric
|
Cannister
|
||
20
Ton/km2/Bulan
|
|||||
(Industri)
|
|||||
10
|
Total
Fluorides (as F)
|
24
Jam
|
3
ug/Nm3
|
Spesific
Ion
|
Impinger
atau
|
90
hari
|
0,5
ug/Nm3
|
Electrode
|
Countinous
Analyzer
|
||
11.
|
Fluor
Indeks
|
30
hari
|
40
u g/100 cm2 dari kertas limed filter
|
Colourimetric
|
Limed
Filter
Paper
|
12.
|
Khlorine
&
|
24
Jam
|
150
ug/Nm3
|
Spesific
Ion
|
Impinger
atau
|
Khlorine
Dioksida
|
Electrode
|
Countinous
Analyzer
|
|||
13.
|
Sulphat
Indeks
|
30
hari
|
1
mg SO3/100 cm3
|
Colourimetric
|
Lead
|
Dari
Lead Peroksida
|
Peroxida
Can
|
Metode-metode analisis
untuk baku mutu ini akan dijabarkan sebagai berikut :
1.
Gas Chromatography (GC)
Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang digunakan dalam kimia analitik dapat
memisahkan senyawa dengan tanpa dekomposisi. GC dapat digunakan untuk pengujian kemurnian zat
tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari campuran (jumlah relatif
komponen tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat digunakan dalam
mengidentifikasi suatu senyawa.
Kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan fasa diamnya
merupakan kromatografi gas-cair. Dimana fasa geraknya berupa gas yang bersifat
inert, sedangkan fasa diamnya berupa cairan yang inert pula, dapat berupa
polimer ataupun larutan.
2.
Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Panjang gelombang yang diukur sendiri merupakan larutan Pararosanilin.
3. AAS (atomic absorption spectrofotometry)
Larutan sampel diaspirasikan ke suatu
nyala dan unsur-unsur di dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala
mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan
tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal
sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state). Atom-atom ground state
ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat
dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh
sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom
dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer
4. Impinger
5. Limed filter paper
6. Continous Analyzer
7. Lead
8.
Peroxida Can
Tidak ada komentar:
Posting Komentar