Senin, 25 Maret 2013

Standar Baku Mutu Udara Ambien Indonesia


1.      Metode Pengukuran Baku Mutu di Indonesia



            Pada 2012 ini Pusarpedal Kementerian Lingkungan Hidup kembali mengirimkan filter untuk pengukuran kualitas udara ambien dengan metode passive sampler. Tahun ini adalah tahun kedua pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas udara ambien dengan metode passive sampler yang dilaksanakan secara nasional di 330 kota/kabupaten se Indonesia.
Filter pack telah diterima oleh UPTB Laboratorium pada 28 Agustus 2012 dan dilaksanakan pemaparan esok harinya tanggal 29 Agustus 2012. Pemaparan dilakukan selama 14 hari di 4 titik yang sudah ditentukan seperti tahun sebelumnya yaitu depan mushola Al Furqon Kantor  Pemkab Tuban (mewakili kawasan perkantoran), halaman SMPN 1 Tuban (mewakili kawasan transportasi), Perumahan Puri Indah Latsari (mewakili permukiman), dan halaman Balai Desa Karanglo Kecamatan Kerek (mewakili kawasan industri). Masih sama dengan tahun sebelumnya, parameter yang diukur adalah SO2 dan NO2. Direncanakan akan dilakukan pengukuran sebanyak empat tahap sampai akhir tahun. Filter yang telah selesai dipaparkan kemudian dikirim kembali ke Pusarpedal untuk dilakukan analisis oleh laboratorium Pusarpedal.
Kegiatan ini penting dilaksanakan untuk mengetahui kualitas udara Indonesia saat ini. Diharapkan dari data yang dihasilkan akan dapat digunakan oleh pengambil kebijakan untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan hidup ke depan.
Berikut ini adalah hasil pengujian kualitas udara ambien dengan metode passive sampler pada tahun sebelumnya (2011) di Kabupaten Tuban yaitu 
1. Perkantoran (depan mushola Al Furqon Pemkab Tuban)
     SO2 = 1,18 ; NO2 = 26,2
2. Transportasi (halaman SMPN 1 Tuban)
     SO2 = 2,09 ; NO2 = 39,42 
3. Permukiman (Perumahan Puri Indah Latsari)
     SO2 = 1,09 ; NO2 = 13,53 
4. Industri (halaman balai desa Karanglo Kecamatan Kerek)
     SO2 = 0,82 ; NO2 = 18,26
satuan untuk masing-masing parameter adalah ug/Nm3. Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2009, baku mutu kualitas udara untuk parameter SO2 adalah 262 ug/Nm3, sedangkan untuk parameter NO2 adalah 92,5 ug/Nm3. Jadi dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas udara untuk parameter SO2 dan NO2 di Kabupaten Tuban masih dibawah baku mutu, atau secara terbatas dapat dikatakan kualitas udaranya masih baik.   

2.      Baku Mutu Udara Ambien di Indonesia

            Baku mutu udara ambient di Indonesia ada dalam lampiran PP No.41 tahun 1999 sebagai berikut ini :




LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 41 TAHUN 1999
TANGGAL : 26 MEI 1999
BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL
No.
Parameter
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
Metode Analisis
Peralatan






1
SO2
1 Jam
900 ug/Nm3
Pararosanilin
Spektrofotometer

(Sulfur Dioksida)
24 Jam
365 ug/Nm3




1 Thn
60 ug/Nm3








2
CO
1 Jam
30.000 ug/Nm3
NDIR
NDIR Analyzer

(Karbon Monoksida)
24 Jam
10.000 ug/Nm3




1 Thn
-








3
NO2
1 Jam
400 ug/Nm3
Saltzman
Spektrofotometer

(Nitrogen Dioksida)
24 Jam
150 ug/Nm3




1 Thn
100 ug/Nm3








4
O3
1 Jam
235 ug/Nm3
Chemiluminescent
Spektrofotometer

(Oksidan)
1 Thn
50 ug/Nm3








5
HC
3 Jam
160 ug/Nm3
Flame Ionization
Gas

(Hidro Karbon)



Chromatogarfi






6
PM10
24 Jam
150 ug/Nm3
Gravimetric
Hi – Vol

(Partikel < 10 um )





PM2,5 (*)
24 Jam
65 ug/Nm3
Gravimetric
Hi – Vol

(Partikel < 2,5 um )
1 Thn
15 ug/Nm3
Gravimetric
Hi – Vol






7
TSP
24 Jam
230 ug/Nm3
Gravimetric
Hi – Vol

(Debu)
1 Thn
90 ug/Nm3








8
Pb
24 Jam
2 ug/Nm3
Gravimetric
Hi – Vol

(Timah Hitam)
1 Thn
1 ug/Nm3
Ekstraktif





Pengabuan
AAS






9.
Dustfall
30 hari




(Debu Jatuh )

10 Ton/km2/Bulan
(Pemukiman)
Gravimetric
Cannister



20 Ton/km2/Bulan





(Industri)


10
Total Fluorides (as F)
24 Jam
3 ug/Nm3
Spesific Ion
Impinger atau


90 hari
0,5 ug/Nm3
Electrode
Countinous Analyzer
11.
Fluor Indeks
30 hari
40 u g/100 cm2 dari kertas limed filter
Colourimetric
Limed Filter
Paper






12.
Khlorine &
24 Jam
150 ug/Nm3
Spesific Ion
Impinger atau

Khlorine Dioksida


Electrode
Countinous Analyzer






13.
Sulphat Indeks
30 hari
1 mg SO3/100 cm3
Colourimetric
Lead



Dari Lead Peroksida

Peroxida Can

Metode-metode analisis untuk baku mutu ini akan dijabarkan sebagai berikut :
1.      Gas Chromatography (GC)
Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang  digunakan dalam kimia analitik dapat memisahkan senyawa dengan tanpa dekomposisi. GC dapat digunakan untuk  pengujian kemurnian zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari campuran (jumlah relatif komponen tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat digunakan dalam mengidentifikasi suatu senyawa.
Kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan fasa diamnya merupakan kromatografi gas-cair. Dimana fasa geraknya berupa gas yang bersifat inert, sedangkan fasa diamnya  berupa cairan yang inert pula, dapat berupa polimer ataupun larutan.
2.      Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Panjang gelombang yang diukur sendiri merupakan larutan Pararosanilin.

3.      AAS (atomic absorption spectrofotometry)
Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer
4.      Impinger
5.      Limed filter paper
6.      Continous Analyzer
7.      Lead
8.      Peroxida Can

Tidak ada komentar:

Posting Komentar